DuNia MuMmi SEreeemmm

Bookmark and Share


Otzi Manusia Es Tewas Tanpa Anak

Otzi, jasad manusia prasejarah yang membeku di bawah timbunan es selama ribuan tahun dan menjadi mumi mungkin mati tanpa meninggalkan keturunan. Hal tersebut terlihat dari sifat genetikanya hasil penelitian teranyar.



Foto: Jasad Otzi, manusia prasejarah yang menjadi mumi di bawah timbunan es Pegunungan Alpen.

Sebuah tim peneliti gabungan dari Italia dan Inggris yang melakukan pemeriksaan kode DNA tubuhnya menemukan garis genetika yang sangat langka. Bahkan, garis genetika tersebut mungkin telah teroutus dan tidak ditemukan lagi pada manusia yang hidup saat ini.


"Penelitian kami menunjukkan garis keturunan Otzi mungkin sudah punah," ujar Martin Richards dari Universitas Leeds Inggris, salah satu peneliti yang melakukan penelitian tersebut seperti dikutip Reuters. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Current Biology edisi terbaru.

Hasil analisisnya bersama koleganya menemukan garis keturunan yang belum pernah ditemukan pada poulasi penduduk Eropa modern. Kesimpulan tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Otzi memiliki garis keturunan dengan sejumlah penduduk di Eropa.




Mumi Otzi pertama kali ditemukan tahun 1991 di bawah lapisan es Pegunungan Alpen. Jasad yang terpelihara dengan baik dalam kondisi beku dipekirakan berusia 5300 tahun.

Sebuah mata panah ditemukan di lengan kanannya. Ini menunjukkan bahwa Otzi mungkin seorang pemburu bukan semata-mata pendaki gunung yang mati kedinginan.
(kompas)

Bernadette Soubirous, Jenazah Yang Masih Awet Setelah 129 Tahun !





Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah.







Semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu itu:


“Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota, beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk. Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah tampak jelas.”

















Setelah identifikasi jenazah, para biarawati membasuh tubuh Bernadette dan mengenakan jubah baru padanya. Jenazah lalu ditempatkan dalam suatu peti jenazah yang baru berlapis kain sutera putih, dan dikuburkan kembali.

Pada bulan Agustus 1913, Paus Pius X memaklumkan dimulainya penyelidikan untuk kanonisasi dan Bernadette Soubirous sekarang diberi gelar `venerabilis'. Itu berarti bahwa jenazahnya harus diangkat kembali dari kubur. Tetapi, proses ini tertunda akibat Perang Dunia Pertama dan makamnya tidak digali kembali hingga April 1919. Identifikasi jenazah kemudian dilangsungkan sama seperti sebelumnya - dengan hasil yang sama pula. Jenazah tetap utuh.


Pada bulan November 1923, Paus memaklumkan keotentikan keutamaan-keutamaan Bernadette Soubirous, dengan demikian, akhirnya proses beatifikasi dapat dimulai. Sebagai konsekwensi, makam harus digali kembali untuk ketiga kalinya. Kali ini, dari jenazah akan diambil relikwi untuk dikirim ke Roma, Lourdes dan Rumah Suster-suster Nevers di seluruh penjuru dunia.


Pada tanggal 18 April 1925, dilaksanakan penggalian makam untuk yang ketiga kalinya. Bernadette telah wafat lebih dari empatpuluh enam tahun. Namun demikian, tubuhnya tetap sepenuhnya utuh. Dr Talon, ahli bedah yang dipercaya untuk mengambil relikwi-relikwi dari jenazah Bernadette, kemudian menulis suatu laporan mengenai pengangkatan jenazah ini untuk suatu jurnal kedokteran, di mana ia melukiskan rasa takjubnya atas keutuhan sempurna kerangka dan khususnya otot-otot tubuh, juga hati yang - menurutnya - seharusnya rusak seluruhnya segera sesudah kematian. Dr Talon menyimpulkan bahwa “tampaknya hal ini bukan suatu fenomena biasa.”


Pada saat identifikasi jenazah, dicermati bahwa sebagian kecil kulit wajah sedikit pudar warnanya, kemungkinan akibat pembasuhan jenazah dan kontaminasi oleh organisme udara. Karenanya, diputuskan untuk melapisi wajah dan kedua tangan dengan lapisan lilin yang tipis. Perusahaan Pierre Imans di Paris dihubungi, dan mereka setuju untuk melakukan apa yang perlu.


Pada tanggal 14 Juni 1925, Paus Pius XI memaklumkan Bernadette Soubirous sebagai `Beata'. Itu berarti, jenazahnya sekarang dapat dipertontonkan untuk dihormati umat beriman. Suatu workshop di Lyons diserahi tugas membuat sebuah wadah relikwi yang indah, terbuat dari perak yang berkilau, dan juga kristal, tempat jenazah akan dibaringkan.


Pada bulan Juli 1925, suatu tempat ziarah selesai dipersiapkan. Sekali lagi jubah baru dikenakan pada jenazah yang kemudian dipindahkan ke sana. Pada wadah relikwi tampak gambar-gambar Penampakan di Lourdes, dan gambar bunga-bunga lili - simbol kemurnian Bernadette. Di atas wadah relikwi terdapat inisial `N.D. de L.' (Notre Dame de Lourdes), dengan seuntai rosario dililitkan sekelilingnya.


Pada bulan Agustus 1925, tempat ziarah dipindahkan ke kapel utama biara, di mana jenazah dapat dilihat hingga kini.


Mengintip Museum Egypt

percaya atau tidak, kalau bisa sih unik, setuju ?

sumber :
www.delange.org





























Mumi Ramses 2

Fir'aun, sosok manusia Mesir yang berkali-kali diceritakan dalam al-qur'an, kini dia hanya sepotong MUMI yang kaku tak berdaya, itulah dia fir'aun yang konon bernama RAMSES 2, konon raja-raja Mesir yang berkuasa di Mesir semuanya bergelar Ramses, ada sekitar 35 Ramses yang pernah berkuasa di Mesir sebelum Zaman Rasulullah, malah sebelum masehi(sebelum zaman Nabi Isa/Yesus).

Nah, Ramses yang diceritakan dalam Al-qur'an adalah Ramses yang ke-2, ini menurut para ahli sejarah, dan muminyalah yang bisa kita saksikan sekarang ini di museum tahrir Kairo.
Dulu dia sempat berkuasa, dan sempat mengaku Tuhan dengan sombong dan angkuh, tapi ternyata kematian tidak bisa dielakkan juga, dia tidak bisa apa-apa, dia kecil tak berdaya, hatinya yang takabur dan sombong membuat dirinya termasuk "orang Mesir yang paling jelek perangainya", kisah-kisahnya hanya dipenuhi keangkuhan.







Mumi Tutankhamun, icon raja mesir



Wajah penguasa Mesir kuno paling terkenal, Raja King Tutankhamun dipamerkan untuk umum pertama kalinya. Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarcophagus dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya di Lembah Para Raja Luxor. Peristiwa itu terjadi 85 tahun setelah makam Firaun ditemukan oleh petualang Inggris Howard Carter. Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja bocah yang meninggal lebih dari 3000 tahun lalu. Saat para pakar itu mengangkat Tutankhamun dari peti jenazahnya mereka menyingkirkan kain putih yang menutupi dia, muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.


Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah dia. Arkeolog menyatakan jenazah itu terancam karena panas dan kelembaban di dalam makam itu karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun. "Golden boy itu memiliki keajaiban dan misteri, oleh karena itu setiap orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindungi golden boy dan semuanya saya yakin datang untuk menyaksikan golden boy," ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir Zahi Hawass sebelum jenazahnya dipindahkan. Topeng emas Tutankhamun dicopot dengan pisau panas dan kabel Tutankhamun berkuasa di Mesir 1333 sampai 1324 SM dan diyakini naik tahta dalam usia sekitar 9 tahun. Meskipun semasa hidupnya tidak memiliki sejarah yang menentukan, kematian Tutankhamun mendapat perhatian dunia karena makamnya dalam kedaan utuh ketika dibuka oleh Carter tahun 1922. Makamnya berisi harta karun emas dan kayu hitam indah yang dianggap mewah ketika Carter melihat kedalam makam itu. Ditanya apa yang dia saksikan, jawabannya yang terkenal "Ya, sesuatu yang mengagumkan."



Penyebab kematian Karya agung makam itu adalah jenazah firaun yang dibuat mumi, ditutupi jimat dan perhiasan serta mengenakan topeng emas. Dalam upaya mengambil harta karun itu, Carter dan timnya memotong jenazah itu kedalam beberapa bagian, memenggal lengan dan kepalanya dan menggunakan pisau panas dan kabel untuk menyingkirkan topeng emas yang direkat ke wajah Tutankhamun dengan proses pembalseman. Tahun 2005 kalangan ilmuwan merekontruksi Tutankhamun Tubuhnya direkonstruksi dan dikembalikan ke sarcophagus aslinya tahun 1926. Kemudian pernah dibawa keluar untuk pengujian sinar X tiga kali dalam beberapa tahun berikutnya. Harta karun yang diambil memikat dunia dan menarik jutaan orang datang ke Lembah Para Raja. Pertanyaan mengenap mengapa Tutankhamun meninggal sekitar usia 19 tahun dan gosip adanya kutukan yang membuat meninggal mereka yang terlibat penggalian makamnya makin membuat terkenal firaun.



Ketika tubuhnya diperiksa sinar X tahun 1968, terdapat patahan tulang di tengkoraknya yang mendorong spekulasi bahwa dia dibunuh dengan pukulan. Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa dia dibunuh karena berupaya mengembalikan politeisme setelah menggantikan Akhenaten yang meninggalkan dewa-dewa emas Mesir untuk monoteisme. Namun pemeriksaan scan jenazahnya tahun 2005 membuat para peneliti menyatakan dia tidak dibunuh dan mungkin meninggal karena komplikasi tulang kaki yang retak. Kepala bidang peninggalan Mesir Zahi Hawass mengatakan penelitian menunjukkan raja bocah ini meninggal setelah luka karena infeksi meskipun tidak semua tim setuju dengan diagnosa itu namun semua menolak dugaan pembunuhan


sumber : www.arrisalah.com


La Doncella, Mumi Seorang Gadis Inca




Mumi tersebut bernama La Doncella atau Perawan; yaitu seorang gadis cilik yang meninggal lebih dari 500 tahun yang lalu dalam sebuah upacara pengorbanan di Pegunungan Andes.

Menurut para arkeolog yang menemukan jasad mumi di Argentina tahun 1999 lalu, mumi gadis beserta dua anak kecil lainnya sengaja ditinggal di puncak pegunungan agar meninggal kedinginan sebagai persembahan kepada para dewa.

Johan Reinhard, seorang penjelajah dari National Geographic yang memimpin ekspedisi, menggambarkan penemuan saat itu sebagai “pengawetan mumi terbaik yang pernah saya lihat.” (National Geographic News merupakan divisi dari Lembaga National Geographic)

Musium High Country Archaelogical di Salta, Argentina, menampilkan La Doncella, korban tertua dari tiga korban lainnya, untuk pertama kalinya dipamerkan ke publik pada 6 September lalu. Musium meletakkan mumi tersebut di sebuah kotak pendingin dengan oksigen rendah untuk menjaga agar kondisi mumi tetap dapat terpelihara dengan baik secara alami.

Sedangkan mumi dua anak lainnya masih disimpan di tempat penyimpanan untuk studi lebih lanjut, kata salah seorang penanggung jawab musium.