Marco Polo di Daratan Tiongkok

Bookmark and Share


Tata kota modern di daratan Tiongkok membuat pemuda 20 tahun itu tercengang. Ia melihat arsitektur megah, jalanan yang rapi dengan taman, jembatan lengkung, petugas pemadam kebakaran, dan sistem pos (ekspedisi) berkuda sudah ada pada masa itu. Hal luar biasa yang melampuai sistem tata kota di Eropa (khususnya wilayah Italia) pada masa itu. Pemuda itu pun menghabiskan waktu selama 20-an tahun di Daratan Tiongkok yang baginya seakan-akan di taman Firdaus.

Pemuda itu bernama Marco Polo. Ia bersama ayahnya Nicolo Polo dan pamannya Maffeo Polo adalah penjelajah Eropa pertama yang punya pengalaman puluhan tahun di daratan Tiongkok dan Asia. Apa yang membuat kagum Marco Polo adalah sebuah kota bernama Hang Zhou (lafal Barat: Shang Du). Kota pertama di daratan Tiongkok yang menyita perhatian dan kekagumannya.

Perjalanan mencapai daratan Tiongkok itu dilakukan melalui jalur laut dan melintasi Jalur Sutra sampai ke wilayah Utara Tembok Tiongkok di teritori Xia Du (1272). Di sini mereka menghadap Kublai Khan (dinasti penguasa Tiongkok 1279 - 1368), Kaisar Mongolia yang saat itu sudah menginvasi daratan Tiongkok. Kublai Khan menyambut baik kehadiran mereka dan membawanya ke ibukota Tiongkok yang ditetapkan Kublai Khan di Cambaluc (sekarang Beijing, dikuasai Kublai Khan sejak 1264).

Hubungan yang baik dengan Kublai Khan akhirnya membawa Marco Polo berkeliling wilayah Tiongkok dan sekitarnya. Sampai akhirnya Kublai Khan berhasil menaklukkan Hang Zhou pada 1976. Kublai Khan sering mengajak Marco Polo muda untuk menunggang gajah bersama dalam perburuan, dan memberikannya izin keleluasaan keluar masuk lingkungan istana, ia juga diajak berkeliling ke beberrapa daerah taklukan di daratan Tiongkok.

Marco Polo terkagum-kagum akan kemegahan kota-kota di daratan Tiongkok, kebudayaannya, barang-barang seni, ukiran, desain bangunan, tata kota, sistem pemerintahan yang dianggapnya sudah sangat maju. Termasuk kebiasaan kaisar setiap dua tahun sekali untuk memilih seratusan gadis cantik sebagai selir istana yang dikunjungi setiap malam. Marco Polo merekam semua pengalaman hidupnya di lingkungan istana, daratan Tiongkok dan sekitarnya (Muangthai, Birma, Tibet) dalam catatan-catatan perjalanannya.

Saking sayangnya Kublai Khan pada Marco Polo, ia kemudian mengangkat Marco Polo sebagai pejabat tinggi di kekaisarannya di Tiongkok. Saat itu ia diberi jabatan sebagai Kepala Daerah Jiang Nan yang beribukota Yang Zhou yang membawahi 24 kota di teritori itu. Saat itu Yang Zhou menjadi kota penting bagi kekaisaran Kublai Khan dan menjadi pusat produksi persenjataan.

Diusia raja yang ke-72 tahun (1288), Nicolo Polo dan Maffeo Polo menjadi mitra dagang utama kekaisaran dan sudah mengumpulkan banyak harta dan kekayaan. Saat itu mereka mulai merasa banyak pihak yang mencemburui mereka. Sementara Marco Polo mencium gerakan pengambil alihan kekuasaan Kublai Khan.

Kekhawatiran ini membuat mereka ingin kembali ke Venesia. Kublai Khan mengabulkan permintaan mereka dan ia menyiapkan sebuah kapal khusus bagi ketiganya untuk berlayar kembali ke Venesia di tahun 1292. Kapal tersebut bergerak dari pelabuhan di wilayah Quan Zhou berlayar kembali ke Venesia melintasi Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, terus ke Laut Arab dan dilanjutkan dengan jalur darat ke Venesia.

Marco Polo beserta ayah dan pamannya, kemudian menjadi orang Eropa pertama yang menginjak daratan Tiongkok lebih lama dari siapa pun, dan Marco Polo yang membuat catatan detail soal Asia dan Tiongkok pertama di Eropa, termasuk penjelajah Eropa yang tercatat pertama kali melintasi jalur Laut China Selatan, dan orang Eropa pertama yang membuka sekaligus penujuk jalan menuju wilayah Timur. Perjalanan mereka kemudian menginspirasi banyak penjelajah Eropa untuk mengeksplorasi wilayah Asia (Timur).

A Description of The World
Tiga tahun setelah kembali ke Venesia, saat itu perang berkecamuk antara Venesia dan Genoa. Marco Polo yang saat itu berusia 42 tahun ditunjuk otoritas Venesia sebagai salah satu komandan strategi armada perang.

Namun pada 1296, Genoa berhasil menaklukkan Venesia. Dalam perang yang dilatarbelakangi dominasi jalur perdagangan laut itu serdadu Genoa menangkap Marco Polo dan mentransfernya ke salah satu kamp penjara di Genoa.

Di dalam penjara, Marco Polo menghabiskan waktu dengan mencatat ulang kisah perjalanan hidupnya selama di daratan Tiongkok. Ia lalu bertemu dengan seorang penulis terkenal di zamannya, yaitu Rustichello of Pisa. Melalui Rustichello-lah ia bertutur dan menyerahkan sebagian catatannya. Rustichello tertarik dengan kisah-kisah perjalanan Marco Polo.

Kemudian ia menulis ulang semua kisah Marco Polo. Ia menerjemahkan deskripsi Marco Polo dalam bahasa Prancis Tua (standar penulisan Itali masa itu). Setelah bekerja selama dua tahun, Rustichello mempublikasikan kisah perjalanan Marco Polo dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun 1298.

Buku ini kemudian dikenal sebagai Description of the World yang menggemparkan literatur Eropa. Dalam buku ini diuraikan mengenai kejayaan dan kemajuan yang dicapai kerajaan Tiongkok pada masa pemerintahan Kublai Khan. Dijelaskan bahwa kota-kota di daratan Tiongkok sudah demikian maju dan punya arsitektur yang cukup modern di masanya.

Beberapa hal yang belun diketahui di dunia barat, diuraikan detail dalam buku tersebut. Kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Tiongkok yang maju itu membuat banyak orang Eropa yang menganggap kisah Marco Polo itu hanya bualan. Apalagi setelah mengetahui di Tiongkok sudah digunakan uang kertas, padahal di Eropa masih menggunakan koin logam, perak dan emas.

Walau ditentang dan dianggap berdusta atas informasi tak masuk akal, tulisan dalam Description of the World ternyata mempengaruhi para penjelajah Eropa untuk menguak kebenaran kisah tersebut. Dari sinilah mata Barat terbuka untuk menjelajah ke dunia Timur yang mereka anggap masih barbar dan sangat primitif.

Sampai ujung hayatnya di tahun 1324, Marco Polo yang diminta salah satu Pastor untuk mengaku dosa atas pandangannya terhadap timur justru berucap bahwa apa yang dituturkannya dalam buku Description of The World hanyalah sebagian kecil dari pengalamannya di wilayah Timur (Tiongkok dan sekitarnya).

Para penjelajah setelah meninggalnya Marco Polo justru membuat laporan bahwa kisah Marco Polo adalah benar. Apa yang kemudian ditemukan orang Eropa di Timur sungguh mengejutkan bahwa peradaban di Timur memang sudah maju sesuai gambaran Marco Polo.



berbagai sumber