UFO Dan ALIEN

Bookmark and Share


Makhluk Asing dari Planet Cyrius





Seorang wanita tua bernama Rukmini (61 tahun) mengaku sering berkomunikasi dengan makhluk asing dari planet lain. Kemampuannya itu diperoleh setelah dia menekuni dunia spiritual. Siapakah sebenarnya sosok Rukmini dan bagaimana dia bisa berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa itu, wartawan tabloid Era Baru, Racmat Pudiyanto mewawancarainya di rumahnya kawasan Cilandak Dalam, Jakarta Selatan. Berikut kisahnya:

Saya dilahirkan dari keluarga spiritual dan dibesarkan di lingkungan berbagai agama. Ayah saya adalah seorang pentolan dari The George Phisical Society yang bermarkas di Adyar, Madras, India. Di Phisical Society, orang mempelajari esoteriknya agama. Sejak dahulu saya terbiasa bergaul dengan saudara-saudara yang beragama Kristen dan Islam. Saya sendiri dari gereja Katolik. Bertemu dengan saudara-saudara yang sudah haji, datang ke gereja lalu komunikasi menyapa dengan brother and sister, merupakan sesuatu hal yang indah bagiku, di mana tidak ada yang mendeskreditkan agama. Semua agama bagi saya adalah bagus, tergantung bagaimana pelaksanaannya.

Hingga usia saya sekarang 61 tahun, saya setia sebagai seorang vegetarian. Semua anggota dalam keluarga saya tidak makan daging. Semua ada lima anak. Ayah saya dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang sangat gemar membaca, koleksi bukunya ribuan. Rukmini kecil suka membersihkan koleksi buku dan menatanya. Suatu ketika saya membuka buku astrologi yang membahas mengenai “cakra”, dan ia menyukainya. Sejak saat itu, dalam usia 6 tahun, saya mulai berminat pada hal yang bernuansa spiritual. Hal yang diingatnya saat berumur 9 tahun, ayahnya bilang, “Kamu harus hidup baik, apa yang kamu lakukan di sini akan kamu alami di kehidupanmu yang akan datang. Dan apa yang kamu alami sekarang ini, itu karena hidup kamu di masa lalu, itu suatu pembelajaran.” Saya tidak mengerti hukum karma tapi pembelajaran. Kemudian saya belajar bahwa manusia itu lahir dan mati seperti yang diajarkan dalam agama. Begitu tahu itu saya tidak pernah dengki, tidak pernah iri. “Saya lihat orang kaya, oke-oke saja, itu haknya,” katanya.

Begitu lulus SMP hingga menyelesaikan SMA, saya merasa seperti ada inner voice, bahwa saya harus jalan ke spiritual nanti kalau di atas usia 40. Tuhan memberikan pilihan bebas, jadi ayahku pun tidak memaksa. Begitu lulus dari Fakultas Arsitektur, Universitas Parahyangan, Bandung, saya hijrah ke Jakarta tepat di masa Bang Ali Sadikin (gubernur DKI waktu itu) membuka proyek-proyek pembangunan dan sebagainya. Di ibukota saya sering kali dicopet. Suatu ketika saya menderita penyakit yang sebetulnya tidak tahu, memang saya mengidap migrain waktu umur 13 tahun. Setelah berkeluarga, ginjalnya sempat terinfeksi, dan anak saya juga sering sakit yang tidak diketahui gejalanya. Karena seringnya menderita sakit, saya akhirnya minta bantuan guru spiritual saya di Surabaya. Saya diminta untuk melakukan pengobatan diri sendiri dengan cara diam selama setengah jam.

Dan… saya mulai melihat (kehidupan sebelumnya) ketika masih bayi, waktu itu di Perancis dengan rambut keriting dan lain sebagainya. Saya enggak mengerti saya tanya guru saya, kok dengan pengobatan diri sendiri, saya melihat bla-bla-bla. Saya enggak tahu mengenai past life (kehidupan sebelumnya), siapa tahu dulu saya seorang algojo dan sebagainya, kalau belum siap kan orang bisa kaget. Setelahnya saya belajar meditasi, saya pernah ikut Anand Khrisna, namun sekarang tidak lagi.

Suatu saat sekitar bulan Februari atau April 2003, pada hari Minggu, pembantu saya tidak ada, saya bersih-bersih rumah sendiri, anak saya baru kegiatan “administratif” dan sedang sakit kepala. Karena baru sibuk saya tidak memperhatikan sekelilingnya. Saya baru repot, habis mandi. Mendadak dengan ekor matanya ia melihat sebuah sosok, ia melihat, sosok yang menyerupai boneka-boneka yang biasa dipakai untuk model pakaian. Bentuknya mirip orang tapi tidak kelihatan ada mata, maupun indera lainnya, hanya polos. Sosok itu pun kayak orang pakai kaus, pelontos, tidak ada rambut. Saya tanya how are you? Sudah berapa lama Anda di sini? Tiga jam jawabnya. Kamu ngapain ke sini kamu siapa, dari mana? Ia bilang dari planet Cyrius B. Planet Cyrius A dan B belum lama ditemukan. Suku Aborigin di Australia dan Afrika sudah mengetahui ada planet Cyrius. Gambar-gambar di gua Aborigin sudah ada, menggambarkan makhluk dari planet Cyrius, karena atas bimbingan humanoid, berbentuk seperti manusia, mungkin dari planet lain.

Saya bertanya lebih lanjut, “Anda ngapain di sini?” Menyebarkan unconditional love, cinta kasih tanpa pengondisian, jawabnya. “Anda di bumi sudah pergi ke mana saja?” Dia bilang sudah keempat atau lima tempat. “Anda dengan siapa saja?” Saya dengan empat teman saya, jawabnya. “Berapa lama Anda perlu?” Sebentar, katanya. Saya lihat cahaya begitu besar, karena kita lagi sibuk dengan pekerjaan di dimensi tiga ini dia menurunkan frekwensi dia supaya kita melihat.

Kemudian saya tanya, “Kamu datang dengan apa?” Dengan spaceship, di atas, jauh dari sini sekitar 15 km dari rumah ini. Saya lihat wo…, its so beautiful, its so light, mereka berupa cahaya bukan mereka yang masih punya tubuh fisik kayak kita. Tampak pesawatnya menyerupai sebuah balon besar yang sangat indah. Warnanya belum pernah dikenal di bumi, putih frosted, yang dikombinasi oleh warna hijau muda, ada gelembung hijau muda, pinkes purple, ungu nila sedikit, begitu bagus. Lalu saya tanya lagi, “Anda di Indonesia sudah pergi ke mana saja?” Dia bilang belum ke mana-mana, baru di sini saja. “Kapan Anda datang lagi?” Tomorrow. Setelah itu mereka kembali ke atas. Saya melihat ke atas lucu, tampak seperti sebuah cerita, manusia duduk di bulan dengan kaki ongkang-ongkang. Mereka duduk di pesawatnya dan tidak jelas di mana pintu masuknya.

Besoknya saya mengumpulkan teman-teman grup meditasi, saya tidak bercerita apa pun, saya ingin mereka melihat sendiri, saya tidak mau terkondisi olehnya. Ada tiga orang yang sanggup melihat sampai ke cahaya, lalu saya tanya, “Anda melihat sesuatu yang lain enggak di sini?” Ia menjawab, “Oo… banyak cahaya, ada yang belum pernah ketemu. Saya melihat pemandangan di situ.” Setelahnya mereka pergi. Di situlah kita bisa melihat kalau mereka bisa menurunkan cahayanya.

Spaceship dari alien yang jahat juga banyak, dan mestinya bukan berupa cahaya. Saya meyakini mereka pernah invasi ke bumi pada waktu kejatuhan Atlantis. Dan sekarang masih ada di bawah sungai Eufrat dan Tigris, karena itulah kawasan Timur Tengah bergolak terus. Mereka hidup dari amarah, kedengkian, kebencian, hidup dari energi itu. Sedangkan cahaya itu dari love, unconditional love. Mereka yang datang dari planet-planet dimensi kelima datang dengan spaceship. Mereka yang datang dari dimensi keempat, kelima bisa dilihat. Mereka menurunkan frekwensi baru bisa melihat. Tetapi kalau yang spesies biasa bukan mereka yang dari tingkat tinggi tapi dari dimensi kelima. Alien yang datang dari planet Cyrius adalah dari dimensi ke-12, cahaya 12. Setiap level ada tujuh, ada orang yang bilang langit ketujuh, orang Buddha mengatakan nirvana, yaitu lapisan ketujuh.

Manusia dari Finlandia keturunan dari Sirius:



Wawancara Mengenai UFO


Dalam buku ôMenyingkap Rahasia Piring Terbangö oleh J. Salatun, ada bagian yang memuat wawancara penulis dengan seorang paranormal yang bernama Agusnain. Agusnain tidak menjawab segala pertanyaan dengan secara langsung. Tetapi ia terlebih dahulu membuat suatu hubungan dengan sinar alam malakut yang memenuhi jagat raya, melepaskan kekuatan rohnya ke jagat raya, dan menemukan jawaban yang sesuai dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jawaban Agusnain antara lain:
a. Piring Terbang itu memang ada. Dan merupakan buatan makhluk dari alam yang ada di jagat raya.
b. Ketika ditanyakan dari mana asal makhluk piring terbang itu, Agusnain mengatakan bahwa piring terbang itu datangnya dari salah satu tatasurya yang berada dalam Galaxy ini sendiri. Dan menurut Agusnain bintang asal dari makhluk piring terbang itu mempunyai beberapa nama dari ilmu Astronomi: Antara lain YC 5473, dengan arti Yale Catalogue. Bintang YC 5473 mempunyai spektrum dari golongan A5, yang berarti suhunya lebih tinggi (yaitu 11.000 derajat Celcius) dari matahari kita (5.000 derajat Celcius).
Jauh bintang itu dari tata surya kita adalah 203,7 tahun cahaya.
c. Seterusnya Agusnain menjawab, planet piring terbang mempunyai matahari sendiri. Planitnya lebih kecil dari bumi ini. Dan matahari mereka juga tampak lebih kecil. Warna langit di sana kehitam-hitaman agak lembayung.Bentuk awan tak ada yang bergumpal-gumpal. Hanya ada garis-garis tipis seperti serat-serat. Anehnya, walau siang hari bintang-bintang kelihatan dengan jelas. Tak ada lautan, hanya danau-danau dan sungai kecil. Hujan, sedikit.
d. Tentang makhluk piring terbang, Agusnain mengatakan mereka jangkung (10' = 3 meter). Berlengan panjang hampir sampai ke lutut. Tangan mereka juga mempunyai lima buah jari. Perawakannya agak serba kurus.
e. Paduan logam piring terbang itu mempunyai sifat-sifat tertentu tetapi hanya untuk suatu jangka tertentu. Sesudah jangka itu, paduan tadi kehilangan sifat-sifatnya sehingga piring terbang tidak dapat dipakai lagi dan dibuang. Agusnain ômelihatö suatu dump yang terdiri dari tumpukan piring terbang yang sudah dibuang.


Tulisan ini timbul bukan karena kelatahan demam piring terbang yang pada saat ini melanda seluruh dunia. Tetapi merupakan hasil penyelidikan penulis selama 12 tahun lebih. Dari mencoba gerakan cakram aluminium yang digasingkan dengan tali. Sampai kepada menimbang bobot cakram itu sendiri dalam keadaan bergasing. Kemudian memikirkan, bagaimana menimbulkan sumber listrik yang maha kuat untuk menggasingkan cakram itu dari dalam bangun bentuk pesawat piring terbang mini.


Kemudian di kesempatan lain penulis juga melakukan wawancara dengan roh sakti Nenek Baju Berenda dan Bergelang Kaki melalui perantaraan seorang medium yang bernama Datuk Tuah. Inilah petikan wawancaranya:
Pertanyaan:öKekuatan apakah yang menerbangkan pesawat besi tembaga itu?ö
Jawab:öDengan kekuatan yang terkandung didalam besi dan tembaga itu sendiriö
.
Pertanyaan:öBagaimanakah sebenarnya bentuk piring terbang itu?ö
Jawab:öSebenarnya ada dua macam saja, yang pipih seperti piring penadah gelas kopi dan bulat panjang seperti labuö.


Tanya:öBagaimanakah bentuk dan gerakan piring terbang itu?ö
Jawab:öIa berputar seperti gerak putaran Al-Arsyh (tapak istana kerajaan Tuhan) yang arahnya seperti gerak orang naik haji thawaf mengelilingi KaÆbah.


Tanya:öMakhluk apakah yang mengendalikan piring terbang itu?ö
Jawab:öMereka makhluk kasar biasa. Tetapi bukan manusia yang hidup di muka bumi. Mereka dari salah satu bintang lain. Tetapi tempat mereka menetap ada di atas bumi iniö.


Tanya:öDi mana mereka tinggal berkumpul?ö
Jawab:öDi bawah airö.


Tanya:öLaut di arah mana?ö
Jawab:öArah Maghrib.......yang terdalam, yang ada jurang didasarnyaö.


Tanya: ôApakah ada bahan cair lain yang digunakan Piring Terbang?ö
Jawab: ôTidak ada bahan cair, hanya timah sebagai kekuatan ke tigaö.


Tanya: Pernahkah nenek berusaha mendekati piring terbang itu?
Jawab: Banyak dari beberapa golongan jin dan makhluk halus lain ingin masuk kedalamnya. Tetapi tak berhasil.


Tanya: Apakah nenek diserang mereka?
Jawab: Tidak, mereka tak pernah mengganggu makhluk lain. Hanya membuat rintangan, sekiranya mereka dalam keadaan terpaksa. Piring terbang itu sendiri, lebih panas dari kawah gunung berapi. Itulah halangan pertama dari makhluk-makhluk halus dan kasar untuk mendekatinya.


Tanya: ôApakah makhluk pembawa piring terbang itu ikut juga berputar bersama pesawat mereka?
Jawab: Tidak. Sebab mereka berada di dalam ruangan berbentuk sebuah bola besi yang amat bulat tak ikut berputar dengan bagian lainnnya.


Tanya: Dimanakah letak bola besi penumpang itu?
Jawab: Pada bagian pusar piringnya.


Tanya: Apakah kelihatan dari luar?
Jawab: Seperlima bulatan pada bagian atas, dan seperlima lagi dari bulatan sebelah bawah, tampak menonjol dari keseluruhan bentuk piring.


Tanya: Apakah bola ruangan penumpang itu terletak rapat dengan rongga badan piring terbang?
Jawab: Tidak. Sekeliling bola itu mempunyai jarak tertentu dengan rongga pesawat.


Tanya: Tak ada sedikitpun bagian yang bersinggungan?
Jawab: Tidak.



Kesimpulan penulis: Bola ruangan penumpang bisa mengambang seperti itu karena bagian luar besi bola penumpang bermuatan kutub magnit yang sama dengan rongga poros cakram. Dan teori ini juga pernah penulis nyatakan kepada beberapa orang insinyur elektro, yang juga menerimanya sebagai logika teknologi, walaupun belum ada peralatan teknologi zaman ini yang mempergunakan cara itu. Dan penulis sendiri belum lagi menghitung secara teliti, berapa tenaga tolak menolak besi magnit sekutub pada setiap 1 cm2.
a. Bukan tidak mungkin salah satu paduan itu terdiri dari besi magnit yang telah kehilangan kekuatan kutub magnit, seperti keadaan besi magnit di dalam sebuah dinamo sepeda, atau dinamo sebuah mobil model lama. Besi magnit yang aus itu, tidak lagi mengelarkan imbas sekuat yang diperlukan untuk menggerakkan suatu dinamo listrik.
b. Tembaga yang kehilangan sifatnya. Misalnya kawat tembaga yang terlalu kuat menerima aliran listrik, akan berubah menjadi keristal tembaga, yang tidak mampu lagi dengan sempurna mengalirkan arus listrik.
c. Timah yang kehilangan sifatnya, hampir tak obahnya sebagai lempeng timah di dalam baterai basah. Pada baterai tua, lempeng lempeng timah itu rusak menjadi pecahan-pecahan seperti loyang (yang ada juga hubungannya dengan bertambahnya kadar loyang di udara, bila piring terang baru saja meninggalkan suatu tempat dengan kecepatan tinggi).


Kalau mengingat bahwa piring terbang ukuran besar diduga mempunyai garis tengah 90 m, dan bola penumpang yang terletak di bagian pusarnya berdiagonal 10 m, bayangkan betapa besarnya besi magnit yang harus digunakan untuk sebuah piring terbang! Dengan sendirinya berat bola penumpang harus pula diperhitungkan agar bola itu tetap mengambang pada rongga duduknya. Tapi bagaimana pula caranya agar penumpang tidak terikut dengan perubahan kedudukan bentuk cakram disaat ia terbang dengan segala gaya? Menurut pendapat penulis sendiri, bola penumpang itu mempunyai suatu alat pemberat dibagian bawahnya. Sehingga ia lebih mirip dengan patung campak golek, yang bagian bawahnya diberi timah pemberi pemberat. Sehingga dalam keadaan bagaimanapun, bagian yang berat itu tetap berada dibagian bawah.


Kini timbul pertanyaan: Dapatkah perputaran rongga besi cakram dengan dinding bola penumpang menghasilkan arus listrik walaupun keduanya terdiri dari magnit sekutub? Jika tidak, darimana datangnya sumber listrik berkekuatan tinggi yang terpancar dari sebuah piring tebang?
Seandainya memang sebagai sumber listrik, turbin elektromagnit sepantasnya terletak diantara kedua belahan cakram. Dan dari persaingan yang berlawanan arah akan terjadi imbas magnit yang cukup besar untuk sumber arus listrik yang kuat. Bola penompang dan rongga cakram yang mengandung magnit yang sekutub, hanya sekedar menjaga stabiliteit kedudukan bola penumpang. Teori ini mungkin dapat diterima akal. Karena beberapa saksi mengatakan melihat bagian tengah piring terbang itu kelihatan lebih kabur, daripada bagian keliling cakram yang lebih bercahaya menyilaukan.


Pandangan seperti itu dapat terjadi, jika bagian tengah (bola penumpang) piring terbang itu tidak bergasing sama sekali. Hanya kelihatan bercahaya, karena kena bias cahaya keliling cakram yang bergasing (membuat batas menjadi tidak menjadi kelihatan).
Kalau teori diatas mempunyai dasar kebenaran untuk dijadikan bahan dalam riset piring terbang, berarti sebagian dari rahasia stabiliteit ruangan penumpang dan sumber arus listriknya sudah dapat direka darimana datangnya. Tinggal lagi mengungkap bagaimana caranya mereka memperkuat sumber listrik itu, dan menghubungkannya dengan seluruh badan cakram yang pijar oleh arus listrik. Setidaknya penulis telah mencoba menyodorkan salah satu ranting kecil dari estimat teknologi yang terkandung didalam kekuatan piring terbang. Yang mungkin akan dapat digunakan untuk menyambung suatu kesimpulan lain yang selama ini terputus.

---